Bila surf internet pagi ni cari pasal ramadhan, terbacalah artikel ni dlm http://www.ilmuwanshattirs.blogspot.com. which is good blogspot yang banyak dengan ilmu, kita boleh kongsi bersama. semoga ibadah kita pada ramadhan kali ini lebih baik dari ramadhan sebelum2nya. Setahun berlalu terlalu cepat rasanya, rasa macam baru semalam masuk tahun 2007, tak sangka dah habis tahun 2007....ramadhan ni jugaklah peluang kita nak study lebih, cos gunakan peluang masa bersahur....
1- membaca Al-Quran.
Bulan Ramadhan adalah bulan al-Quran sesuai dengan sunnah Nabi s.a.w. Ibnu Abbas RA berkata; "Nabi (Muhammad SAW) adalah orang yang paling dermawan di antara manusia. Kedermawaanya meningkat saat malaikat Jibril menemuinya setiap malam hingga berakhirnya bulan Ramadhan, lalu Nabi membacakan al-Quran dihadapan Jibril. Pada saat itu kedermawaan Nabi melebihi angin yang berhembus."
Hadist tersebut menganjurkan kepada setiap muslim agar bertadarus al-Quran, dan mengadakan ijtima`/berkumpul dalam majlis al-Quran dalam bulan Ramadhan. Membaca dan belajar al-Qur'an biasa dilakukan di dihadapan orang yang lebih mengerti atau lebih hafal al-Quran. Dianjurkan pula untuk memperbanyak membaca al-Quran di malam hari. Dalam hadis di atas, modarosah antara Nabi Muhammad saw dan Malaikat Jibril terjadi pada malam hari, kerana malam tidak terganggu oleh pekerjaan-pekerjaan seharian. Di malam hari, hati seseorang juga lebih mudah meresapi dan merenungi amalan dan ibadah yang dilakukannya.
Puasa dan al-Quran mempunyai keterkaitan yang sangat dalam. Kerana itu Rasulullah s.a.w memperbanyak membaca Al-Quran dalam bulan Ramadhan. Tidak ada yang melebihi al-Quran. Allah menurunkannya lain pada kitab-kitab terdahulu, di dalamnya terdapat hukum-hukum Allah yang tegas, dari al-Qur'an mengalir petunjuk-petunjuk Allah untuk manusia, tidak ada kebohongan, tidak ada penyesatan, ia memberi syafaat kepada orang yang membaca dan mengamalkannya. Rasulullah menegaskan "Barang siapa mendapatkan syafaat al-Qur'an, maka ia akan mendapatkan syafa'at di hari Kiamat", "Barangsiapa duduk demi al-Qur'an, maka ia tidak akan berdiri kecuali dengan mendapatkan kelebihan dan kekurangan, iaitu kelebihan mendapatkan hidayah dan kekurangan dari kebutaan hatinya". Dengan selalu membaca al-Quran, iman seseorang akan bertambah dan terus bertambah, dan tidak akan luntur apa yang telah ia yakini, hingga berkuranglah keraguan-keraguan yang ada dalam jiwanya. Tidak ada satu pun penyembuh hati selain al-Quran, karena sebesar-besarnya penyakit hati adalah kekafiran dan kemunafikan serta jauh dari jalan Allah. Dan tiada penawar atas penyakit-penyakit tersebut kecuali al-Quran.
Alim Rabbany syaikh Ahmad bin Abdul-Ahmad as-Sarhindy berkata: "Sesungguhnya di dalam bulan ini (puasa) ada kaitan yang sangat erat dengan al-Quran, dimana pada bulan tersebut al-Quran di turunkan, di dalam bulan tersebut juga dipenuhi segala kebajikan dan berkat dari Allah s.w.t. Setiap kebajikan dan keberkatan yang diterima oleh umat manusia selama setahun penuh, tidak lain hanyalah setitis dari lautan rahmat Allah selama satu bulan ini. Maka sangat beruntunglah mereka yang menyambut dan menghidupkan bulan tersebut dengan melakukan amal soleh dan beribadah, dan merugilah mereka yang tidak meramaikan bulan tersebut dengan beribadah, iaitu mereka yang berpaling dari keberkatan dan kebaikan."
Dengan demikian, Ramadhan merupakan pesta ibadah, Jalanan tilawah bagi ummat Islam. Ia ibarat musim semi orang-orang yang mulia dam bertaqwa, hari raya bagi hamba-hamba yang shalih, diramaikan dengan mendirikan ajaran-ajaran agama, kebeningan hati dalam ibadah dan berlumba-lumba dalam kebaikan. Seluruh umat muslim dari segala penjuru dunia serentak berbondong-bondong menyambut kedatangan bulan suci tersebut dengan menghidupkan suasana yang penuh rahmat dan barokah. Allah telah menganugerahkan rahmat dan pertolongan-Nya kepada hambanya yang beramal soleh, mereka yang tidak segan-segan melaksanakan ajaran-ajaran Allah dan selalu asyik tanpa rasa jemu dalam mengamalkan perintah-Nya. Hati mereka selalu bergantung kepada Allah dan setiap hembusan nafas mereka terarah kepada kebaikan.
2.Menahan hawa nafsu dan kesenangan duniawi.
Iaitu dengan mengurangi makan ketika berbuka serta tidak berlebih-lebihan. Dalam sebuah hadis dikatakan "Tidak ada perkara yang lebih buruk dari pada memenuhi isi perut dengan makanan secara berlebihan". Ruh puasa terletak pada memperlemah syahwat, mengurangi keinginan dan mengekang nafsu.
Dari Sahal bin Sa'ad r.a Rasulullah s.a.w. bersabda:" Sesungguhnya di syurga ada salah satu pintu yang dinamakan Rayyan: masuk dari pintu tersebut ahli puasa di hari kiamat, tidak ada yang masuk dari pintu itu selain ahli puasa, lalu diserukan "Manakah para ahli puasa?", maka berdirilah para ahli puasa dan tak ada seorang pun yang masuk dari pintu itu kecuali mereka yang tergolong para ahli puasa, dan apabila mereka sudah masuk, maka pintu syurga tersebut segera ditutup, dan tak ada satu pun yang diperbolehkan masuk setelah mereka". (Bukhari Muslim).
3.Berdo'a ketika berbuka puasa.
Abu Hurairah r.a berkata: bersabda Rasulullah s.a.w: Ada tiga golongan yang tidak akan ditolak do'anya, mereka itu adalah: orang puasa ketika berbuka, doa pemimpin yang adil dan doa orang yang teraniaya".
Untuk itu, hendakanya kita sekalian tidak melupakan saudara-saudara kita yang menderita di Palestin, Afghanistan, Kashmir dan Chechnia dan belahan bumi laninnya dalam doa kita. Betapa banyak doa yang ihlas dan tulus, lebih berguna dibanding ribuan anak panah.
4.Qiyamullail (Tahajjud )
Solat Tarawih hukumnya sunat menurut kesepakatan para ulama juga disunatkan untuk mengkhatamkan al-Qur'an selama solat tarawih. Hadits-hadits yang menerangkan tentang qiyamullail adalah : Sabda Rasulullah s.a.w: "Barang siapa menghidupan malam Ramadhan dengan penuh keimanan dan harapan mendapatkan redho Allah s.w.t semata, nescaya Allah akan mengampuni dosa-dosanya yang telah lampau".
Abu Hurairah r.a meriwayatkan bahawa Rasulullah s.a.w. senang menghidupkan bulan Ramadhan dengan melaksanakan qiyamullail dengan tidak memaksakannya kepada para sahabat untuk melaksanakannya dan bersabda:" Barangsiapa yang melaksanakan Qiyamullail pada bulan Ramadhan dengan penuh keimanan dan harapan niscaya Allah akan mengampuni dosa-dosanya yang telah lampau.
Dalam riwayat lain Rasulullah bersabda: "Sesungguhnya Allah mewajibkan atasmu puasa Ramadhan dan disunatkan melakukan Qiyamullail pada bulan suci ini, barang siapa berpuasa dan melaksanakan Qiyamullail dengan penuh keimanan dan harapan maka Allah akan mengampuni dosa-dosanya yang telah lampau".
Dari Abu Hurairah r.a:"Kemuliaan seorang mu'min teletak pada solatnya yang ia dirikan di tengah malam dan kehormatannya terletak pada ketidak-tergantungannnya terhadap orang lain". Dari Mughirah r.a, Rasulullah s.a.w selalu bangun tengah malam melaksanakan solat malam hingga bengkak kedua telapak kakinya".
Para ulama salaf selalu mencari kesempatan untuk menghidupkan malamnya dengan solat dan membaca Al-Quran sehingga tersentuh jiwanya. Dan apabila membaca ayat yang menerangkan khabar gembira, hatinya terselip harapan yang menggebu-gebu seolah apa yang di janjikan itu ada di pelupuk matanya. Sebaliknya, apabila membaca ayat Al-Qur'an yang menerangkan ancaman maka hati dan kedua telinganya terasa terbius, seolah dahsyatnya suara api neraka berada di ujung telinganya, lalu mereka pun meletakkan keningnya di atas bumi sambil memohon kepada Allah agar dijauhkan dari pedihnya api neraka dan meminta pertolongan agar diberi kemenangan atas musuh-musuhnya.
5. Berlumba-lumba dalam bersedekah.
Hendaknya berusaha untuk selalu memberikan ifthar(berbuka) bagi mereka yang berpuasa walaupun hanya seteguk air ataupun sebutir kurma sebagaimana sabda Rasulullah yang berbunyi:" Barang siapa yang memberi ifthar (untuk berbuka) orang-orang yang berpuasa maka baginya pahala seperti orang yang berpuasa tanpa dikurangi sedikitpun". (Bukhari Muslim)
Anjuran untuk berlumba-lumba dalam bersedekah dan membiasakan diri untuk berderma dan semaksima mungkin memberikan apa yang kita punya sesuai dengan hadis Rasulullah yang diriwayatkan Ibnu Abbas yang artinya:" Rasulullah orang yang paling dermawan terlebih ketika berjumpa denga malaikat Jibril dan malaikat Jibril selalu menemuinya setiap malam di bulan Ramadhan hingga akhir bulan itu." (HR Bukhari)
Dan pada hadis yang lain disebutkan bahwasanya Rasulullah orang yang paling sempurna akhlaqnya, paling dermawan dan kedermawanhanya mencakup semua segi, di antaranya memberikan ilmu, harta, dan jiwanya kepada Allah demi menegakkan agama dan memberi petunjuk kepada hamba-Nya, membaktikan dirinya untuk ummat dalam segala aspek dan semua kedermawanannya semua hanya demi Allah. Rasulullah lebih mementingkan orang lain daripada diri sendiri, keluarga dan anak-anaknya, beliau memberikan apa yang para raja-raja tidak mampu memebrikannya, lebih suka hidup sederhana, sehingga tidak jarang dalam sebulan atau dua bulan dapurnya tidak mengepulkan asap. Kedermawaan beliau semakin bertambah ketika masuk bulan Ramadhan, karena keutamaan waktu mengartikan kautamaan beramal di dalamnya, dan menjadikan pahala berlipat ganda di dalamnya.
Membantu orang berpuasa dan orang yang menjalankan ketaatan, berhak mendapatkan pahala seperti pahala orang yg melakukannya, tanpa mengurangi sedikit pun pahalanya, karena Allah adalah Maha Dermawan terhadap hamba-Nya dengan rahmat dan maghfiroh-Nya dalam bulan Ramadhan ini. Maka sepatutnya bagi seorang hamba harus bisa membalas kebaikan-Nya dengan berderma harta dan jiwanya sehingga ia berhak mamperoleh rahmat Allah.
Di antara keutamaan sodaqah adalah meredam murka Allah dan terhindar dari suu'ul khatimah, yaitu meninggal dalam keadaan sesat. Sodaqah juga mempunyai pengaruh yang sangat luar biasa untuk menolak bermacam cobaan dan malapetaka, melebur kesalahan, meredamnya sebagaimana air mematikan api, sodaqah bisa membuat hati menjadi senang dan dada terasa lapang. Untuk itulah kita dilarang bakhil. Abdurrahman bin Auf setiap kali bertawaf di Makkah selalu berkata: "Ya Allah lindungilah aku dari jiwa yang bakhil."
6. I`tikaf di Sepuluh Hari Terakhir Bulan Ramadhan.
I'tikaf di sepuluh terakhir bulan Ramadhan merupakan penyempurnaan ibadah puasa. Ini karena I'tikaf ertinya mengkonsentrasikan diri menghadap Allah, mendekatkan diri kepada-Nya, dan menyibukkan diri dengan beribadah kepada-Nya. Hingga kecintaannya semata hanya kepada Allah, mengalahkan kecintaannya kepada selain Allah. Inilah tujuan I'tikaf di hari-hari terakhir bulan Ramadhan, hari yang paling utama selama bulan tersebut. Sepuluh hari terakhir bulan Ramadhan merupakan keutamaan yang dipilih oleh Allah SWT.
Diriwayatkan dari `Aisyah r.a. bahawasanya Nabi Muhammad saw selalu beri`tikaf di malam sepuluh terakhir bulan Ramadhan hingga ajal menjemputnya, kemudian sunnah ini dihidupkan lagi oleh isteri-isteri Rasulullah selepas kematiannya" (Bukhari Muslim). Ini merupakan gambaran akan kesungguhan dalam beribadah dan kesiapan Rasulullah dalam menyambut Ramadhan.
Dari `Aisyah r.a berkata: bahwa Rasulullah s.a.w. apabila memasuki sepuluh malam terakhir bulan Ramadhan, beliau menghidupkan malam dan membangunkan anggota keluarganya dan beliau kencangkan pakaiannya" (Bukhari Muslim).
Saudaraku!
Ingatlah bahawa pintu menuju kebaikan itu bermacam-macam. Oleh karena itu kita perlulah memasuki salah satu pintu tersebut. Ahmad Bin Hanbal menegaskan : "Tidaklah dikatakan seorang itu berilmu sebelum ilmunya mencerminkan perkataannya dan ahlaknya". Dan sebagian dari pintu kebaikan adalah berdoa kerana doa adalah penggerak dari ibadah dan sebaik-baik doa dan zikir adalah yang diajarkan oleh Rasulullah saw karena beliau adalah hamba yang paling tahu akan Tuhan Yang Maha Mengabulkan doa kita.
7. Menjauhi Larangan Agama:
Hal yang perlu diperhatikan oleh seorang mukmin adalah menjaga lisan dari mengguncing dalam keadaan berpuasa sebagaimana yang dipesankan Rasulullah s.a.w: "Barangsiapa tidak meninggalkan perkataan dusta dan ghibah maka tiada artinya di sisi Allah baginya berpuasa dari makan dan minum" (HR: Bukhari).
Berkata Ibnu Battal: Bukan beerti kemudian ia meninggalkan puasa, tapi ini merupakan peringatan agar meninggalkan perkataan dusta dan ghibah. Adapun makna perkataan Rasul: "Tiada arti di sisi Allah s.w.t." menurut Ibnu Munir adalah: tamsil dari ditolaknya puasa yang bercampur dengan dusta. Adapun puasa yang bersih dari pekerjaan tercela tersebut, insya Allah akan tetap diterima.
Ibnu Arabi berkata: Umat-umat sebelum kita cara berpuasanya hanya menahan diri dari bicara namun diperbolehkan makan dan minum, begitupun mereka tidak sanggup, sehingga Allah meringankan dengan dihapusnya setengah hari iaitu malam dan dihapusnya setengah puasa iaitu puasa dari bicara, namun mereka tetap tidak sanggup, mereka bahkan melakukan tindakan-tindakan yang diharamkan agama. Kemudian Allah meringakan lagi untuk meningkatkan darjat manusia dengan meninggalkan perkataan dusta dan mungkar. Allah pun mewahyukan kepada Rasulullah s.a.w. "Barangsiapa yang berkata dusta atau berbuat mungkar maka Allah s.w.t. tidak menerima puasanya dari makanan dan minuman. Maka beruntunglah mereka yang menyibukkan diri dengan aibnya hingga tidak memikirkan aib orang lain dan beruntunglah mereka yang tinggal di rumah, sibuk dengan ibadah kepada Allah, menangisi kesalahannya di saat manusia sedang terlelap tidur.
Selain itu, selayaknya kita tidak ikut campur urusan orang lain sehingga kita terseret dalam kemungkaran atau menjerumuskan orang lain dalam kemungkaran. Kalau ada orang yang mengganggu kita, hendaklah kita ingatkan bahawa kita sedang berpuasa, sebagaimana diajarkan Rasulullah saw: Apabila dihina oleh seseorang hendaklah ia ucapkan saya sedang berpuasa. Demi Allah yang jiwa Muhammad di tangan-Nya, mulut seorang yang berpuasa itu lebih harum di sisi Allah dibanding minyak wangi misik".
Maka seorang mukmin yang menguasai syahwatnya dan menahan dirinya dari makanan dan minuman yang halal, menahan dirinya dari menggauli istrinya yang halal, natijahnya ia juga menjaga dirinya dari hal yang jelas-jelas diharamkan di luar bulan puasa. Mulut ini, dijadikan Allah swt tidak untuk mengumpat. Mulut yang dijadikan Allah lebih harum dibanding aroma minyak misik, janganlah sengaja dikotori dengan perkataan dusta atau menghina meskipun dalam keadaan terpaksa. Hendaklah ia berkata pada dirinya: "Saya sedang berpuasa dan tidak dihalalkan bagiku berbuat hal tersebut"
Oleh Kerana Itu Saudaraku hendaklah engkau buat jadual bagimu. Aturlah waktumu dan sisakan waktu buat ibadah, jangan sampai engkau kehilangan barokah serta keutamaan Ramadhan, sesungguhnya waktu Ramadahan terlalu singkat untuk meraih seluruh keutamaannya, maka persiapkanlah dirimu sekarang untuk menghadapi bulan penuh berkah, rahmah dan maghfirah ini.
Tiada kata yang pantas untuk mengakhiri tulisan ini, selain firman Allah s.w.t. dalam surat Fatir ayat 32-34 "Kemudian kitab itu kami wariskan kepada orang-orang yang kami pilih diantara hamba-hamba Kami, lalu di antara mereka ada yang dzalim pada diri mereka sendiri dan di antara mereka ada yang biasa saja dan diantara mereka ada yang lebih banyak berbuat kebaikan. Yang demikian itu adalah karunia yang amat besar. Bagi mereka syurga Eden yeng mereka masuki dengan dihiasi gelang-gelang emas dan mutiara dan pakaian mereka di dalamnya adalah sutera. Mereka berkata: Segala puji bagi Allah yang telah menghilangkan kesedihan kami, sesungguhnya Allah Maha Pengampun dan penerima Syukur".
just another mommy blog to share about Anything, Everything, and Nothing at all
Wednesday, September 12, 2007
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 comments:
Post a Comment